KITA ini satu bangsa tempe, ataukah satu bangsa banteng?
Kalau kita satu bangsa yang berjuang, kalau kita satu fighting 
nation, kalau kita satu bangsa banteng, dan bukan satu bangsa tempe, —  
marilah kita berani nyrempet-nyrempet bahaya, berani ber-vivere 
Pericoloso! Asal jangan kita vivere Pericoloso kepada Tuhan! Hiduplah  
ber-vivere Pericoloso di atas jalan yang dikehendaki oleh Tuhan dan 
diridhai oleh Tuhan.
Kalau kita ini umpamanya mau menjadi satu bangsa satelit, satu bangsa
 bebek atas negara bebek yang selalu wekwekwek membebek saja,  
barangkali kita tidak mempunyai musuh.
Tetapi, kita tidak mau menjadi satu bangsa satelit, tidak mau menjadi
 satu bangsa bebek, tidak mau menjadi satu bangsa kambing. Kita mau 
menjadi satu bangsa besar yang bebas-merdeka, berdaulat penuh, 
bermasyarakat adil dan makmur, satu bangsa besar yang hanyakrawarti 
hambaudhendha, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, otot 
kawat balung wesi, ora tedhas tapak paluning pandhe, ora tedhas sisane 
gurenda!
Sukarno, Genta Suara Revolusi Indonesia (Gesuri). Pidato kenegaraan 17 Agustus 1963. 








