PDT-IAIN Surabaya Siap Dirikan Pesantren Gelandangan

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) bekerja sama dengan IAIN Sunan Ampel Surabaya sedang menyiapkan pendirian pesantren anak jalanan atau pesantren gelandangan.

"Pesantren gelandangan itu sedang dimatangkan untuk diluncurkan pada tahun ini," kata Menteri Negara PDT Ahmad Helmy Faishal Zaini setelah menandatangani MoU di IAIN Surabaya, Sabtu.

Didampingi Rektor IAIN Surabaya Prof. Dr. H. Nur Syam. MSi, ia mengatakan pesantren anak jalanan itu penting karena masyarakat miskin dan pengangguran masih banyak, sehingga perlu keadilan pendidikan untuk mereka.

"Masyarakat miskin kita ada 32,5 juta atau 14 persen dari jumlah penduduk, kemudian pengangguran mencapai 8,9 juta dengan 60 persen pengangguran ada di Jawa," katanya.

Ia menilai peluncuran pesantren anak jalanan memang untuk masyarakat Jawa, tapi akan disusul dengan pesantren perbatasan untuk masyarakat luar Jawa yang akan diluncurkan pada tahun 2011.

Dalam kesempatan itu, Helmy Faishal juga setuju dengan Gerakan Mahasiswa Kembali ke Desa (Gemalisa) yang dicanangkan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Menurut dia, tanpa adanya pendampingan masyarakat desa tertinggal oleh mahasiswa akan menyebabkan ketimpangan jumlah penduduk antara desa dengan kota.

"Tahun 1980-an, penduduk desa dengan kota masih berbanding 80 persen di desa dengan 20 persen di kota (80:20), tapi tahun 2009 sudah berbanding imbang 42 persen di desa dan 58 persen di kota (42:58)," katanya.

Dalam MoU itu, Menteri Negara PDT Helmy Faishal dan Rektor IAIN Prof Nur Syam menandatangani kerja sama pengembangan pesantren perbatasan, sarjana pendamping masyarakat daerah tertinggal dan pesantren gelandangan yang disebut "triple green program."

"Sarjana pendamping masyarakat tertinggal itu akan diterjunkan pada delapan kabupaten tertinggal di Jatim yang berpenduduk tujuh juta orang," kata Rektor IAIN Surabaya Prof Nur Syam.

Delapan kabupaten tertinggal di Jatim adalah Trenggalek, Madiun, Pacitan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Situbondo, dan Bondowoso.

"Sarjana IAIN yang berasal dari delapan kabupaten tertinggal itu akan kembali ke daerahnya untuk membangun daerahnya sesuai dengan unggulan yang ada, misalnya di Madura dengan pengembangan garam," katanya

Antara News